Jumat, 18 Maret 2011

BEBASKAN DIRIMU

Pernahkah anda menemui kenyataan bahwa ada seseorang yang begitu membenci anda tanpa sebab yang jelas? Situasi dimana ketika anda menganggap tidak ada masalah dengan orang tersebut, namun kenyataannya setiap perjumpaan dengannya seakan mengobarkan api neraka di sekitar anda. Ketika anda menyapa dan bersikap baik, disangka pura-pura baik dan ditimpali pula dengan pernyataan sinis, “kok tumben ya?!”.

Kamis, 17 Maret 2011

Quo Vadis, Domine?

Petrus, pemimpin para rasul, pernah merasakan bahwa ia telah gagal dalam usahanya mempertobatkan penduduk Roma. Kaisar Nero berusaha melenyapkan seluruh pengikut Kristus di kota Roma, dengan membakar kota.  Karena situasi itu, Petrus bermaksud meninggalkan kota Roma, yang kemudian disebut kota abadi. Dengan mengebaskan debu kota kekaisaran dari kakinya, ia hendak melarikan diri. Ia seperti yang dikatakan oleh Paulus "putus asa akan hidup"(2 Kor 1:8). Banyak orang yang menentangnya.
Dalam upaya melarikan diri tersebut, Petrus melihat sosok Yesus yang sedang memikul salib berjalan masuk ke arah kota Roma. Petrus lantas bertanya, "Quo Vadis, Domine?"

Non Scholae Sed Vitae Discimus


Non Scholae Sed Vitae Discimus.
( In Memoriam Pater Wisnumurti SJ)

Paradigma masyarakat mengenai belajar, telah berevolusi dari yang tadinya mengejar pengetahuan menjadi mengejar symbol-simbol kecerdasan. Orang semakin disibukkan dengan membaca buku semata-mata agar tahu isi buku untuk mendapatkan sejumlah nilai kognitif. Orang lebih takut pada angka rendah di laporan belajar, daripada takut kehilangan kesempatan memahami sesuatu. Pemahaman yang semacam ini terus menerus diproduksi dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga saat ini

Rabu, 16 Maret 2011

Trinitas Tantangan Penggerak KMK


Salam semangat, kawan-kawan ! 

Bila anda salah seorang pengurus KMK di kampus anda, apakah anda masih punya semangat untuk mengembangkan KMK anda?

Dalam aktivitas sebuah KMK dikenal trinitas hambatan pengembangan, yaitu anggota yang minim dan malas, kesulitan donasi dan keuangan, serta rumitnya birokrasi di kampus. Tiga hal itu sudah menjadi bagian keseharian sebuah KMK sejak puluhan tahun lalu hingga detik ini. Namun demikian dengan tiga hal itu, bukan berarti sebuah KMK harus putus asa apalagi vakum. 

ANGGOTA YANG MINIM DAN MALAS

Situasi ini membuat pikiran kita sebagai penggerak KMK merasa bekerja sendirian, merasa bekerja sia-sia, atau merasa bahwa KMK hanyalah formalitas belaka. Pepatah latin mengatakan, Non Multa Sed Multum. Bukan kuantitas yang dikejar, namun kualitas. Memang kuantitas adalah hal pokok, tetapi bukanlah nomor satu. Belajar dari Yesus, seorang gembala akan berusaha menyelamatkan domba yang satu dan meninggalkan domba yang 99. Penggerak KMK sebagai gembala-gembala kecil hendaknya bersemangat demikian. Bila mayoritas teman-teman katolik di kampus merasa malas berkumpul, fokuslah pada sedikit teman yang sungguh bersemangat. kembangkan yang sedikit itu, sambil juga tak henti-hentinya merangkul yang banyak. Janganlah kita terhambat hanya karena satu orang. Bila satu orang menghambat kita, tinggalkan dia dan bergeraklah bersama yang lain yang masih bersemangat. Seberapapun malasnya kita menggembalakan KMK, tetaplah tunjukkan sikap semangat di hadapan teman-teman. Bagaimana mungkin domba-domba bisa bersukaria bila gembalanya tampak malas? Berikanlah keteladanan tersebut dengan bimbingan Roh Kudus

KESULITAN DONASI DAN KEUANGAN

Situasi ini menjadi permasalahan klasik di hampir semua organisasi. Donasi adalah hal yang penting, tetapi bukanlah yang pokok. Ada banyak sekali cara untuk menggalang dana bagi kegiatan KMK. Mulai dari membuat bisnis, meminta donasi pada alumni, hingga mengamen. Dalam hal ini yang terutama bukanlah berapa banyak uang yang bisa terkumpul, tetapi berapa banyak orang yang bersemangat untuk membantu mencari usaha dana. Semakin banyak anggota KMK yang terlibat membantu mengusahakan dana, maka tampaklah banwa semakin banyak anggota KMK yang memiliki kesadaran berkomunitas dan berkeluarga. Semakin sulit cara mencari donasi, semakin banyaklah pengalaman yang bisa dikumpulkan untuk masa depan masing-masing pribadi. Ditolak dan dikritik adalah makanan sehari-hari para pencari dana. Itulah yang membuat mental seseorang menjadi semakin kuat. Murid-murid Kristus yang berkualitas adalah mereka yang memiliki kemauan keras, mental baja dalam berupaya untuk menghidupi komunitas iman mereka.

BIROKRASI YANG RUMIT

Situasi yang lebih kompleks cenderung terjadi di kampus-kampus non katolik. Birokrasi berusaha menghambat kehidupan KMK dengan berbagai cara, mulai dari subsidi keuangan yang dipersulit hingga kebijakan-kebijakan kampus yang mempersempit gerak KMK. Hampir di setiap kampus non katolik, hal ini terjadi. Bila anda penggerak KMK merasakan hal ini, janganlah merasa sendirian. Ada puluhan KMK diluar kampus anda yang merasakan hal yang sama. Jika anda merasa kecil hati kesulitan, bergabunglah dengan KMK-KMK yang lainnya, sehingga KMK anda semakin bersemangat dan tampak besar. Dua lebih baik daripada satu. Bila kampus masih menghambat gerak KMK dan anda masih punya semangat mengembangkan KMK,  mendekatlah ke Wisma Mahasiswa, sebab di situ KMK anda akan mendapatkan fasilitas banyak yang mungkin saja tidak didapatkan di kampus. 


Seorang pengikut Yesus dikenal dengan ciri khas yang missioner, tak kenal kata menyerah, dan selalu menemukan pilihan alternatif untuk tetap menghidupi iman dan komunitasnya. Oleh karena itu anda para penggerak KMK, jangan pernah mengatakan menyerah untuk menghidupi KMK anda. Ada seribu jalan untuk membuat teman-teman anda bertumbuh dalam iman. Tentu saja hal ini harus dilandasi oleh semangat iman : Bekerja bersama Kristus. Bila anda merasa lelah, itu karena anda bekerja sendirian. Tetapi bila anda mengundang Kristus untuk hadir dalam setiap usaha anda, niscaya tak ada pekerjaan yang terasa sulit dan berat. Bekerja di ladang Tuhan itu menyenangkan !

A.M.D.G.
(Sahabat Rosul)

FUKUSHIMA : Sebuah refleksi bagi bangsa Indonesia.



Indonesia adalah negeri ciptaan Tuhan yang amat istimewa. Mungkin saja Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan nusantara. Secara istimewa, Tuhan menghadiahkan alam kepada nusantara, lengkap dengan segala kekayaannya dan bahayanya. Alam menjadi unsur utama dalam kehidupan bangsa ini. Oleh karena itu semestinya masyarakat Indonesia akrab dengan alam : tahu bagaimana memanfaatkan kekayaan alam dan tahu bagaimana harus menangani bencana alam.  
Sayangnya, bangsa Indonesia telah dijajah secara mental oleh bangsa lain. Tradisi masyarakat yang memuliakan alam, diganti dengan tradisi mengeruk kekayaan alam secara berlebihan. Tradisi melestarikan keseimbangan alam, diganti dengan tradisi investasi eksploitasi alam. Masyarakat yang tadinya melihat alam sebagai sahabat yang suka memberi, kini berganti paradigma. Masyarakat lebih melihat alam sebagai obyek eksploitasi untuk menumpuk kekayaan yang bisa diperas sewaktu-waktu tanpa harus diberi terima kasih.
Orang lupa bahwa Tuhan juga hadir melalui kekayaan alam yang melimpah. Orang lupa bahwa mengeksploitasi alam secara berlebihan berarti memaksa Tuhan untuk menuruti kepuasan manusia. Teknologi dan Investasi menjadi senjata utama alibi manusia untuk berdialektika dengan Tuhan. Alam dipermainkan sedemikian rupa dengan dua hal itu, sehingga alam dipaksa memberikan kekayaannya kepada manusia. Terlebih lagi, manusia salah mengartikan kalimat yang menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Apakah karena kita paling sempurna lantas kita berhak menyiksa ciptaan Tuhan yang lain? Justru karena kita telah menyiksa ciptaan lain itulah maka kita kehilangan kesempurnaan itu !
Tanpa bermaksud menyakiti hati bangsa Jepang yang sedang berduka, mari kita berkaca dari saudara tua bangsa kita. Teknologi yang selama puluhan tahun ini diagung-agungkan sebagai satu hal yang utama, ternyata dengan mudah dikalahkan oleh alam. Reaktor Nuklir untuk sumber energi yang katanya murah, dengan teknologi tercanggih yang dibangun dengan jutaan dolar dan sekian tahun, bisa dihancurkan oleh alam hanya dalam waktu tak lebih dari 5 menit. Radioaktif nuklir telah mengancam jutaan manusia di berbagai tempat di sekitar Jepang. Bukannya tidak mungkin,  Indonesia pun menjadi tempat singgah bagi radioaktif dari Fukushima
Peristiwa ini pun rupanya belum cukup untuk menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa alam jauh lebih kuat daripada teknologi apapun juga. Lihatlah pembangunan jalan tol Semarang Solo yang belum sempat diresmikan, namun sudah retak karena kontur tanah yang labil. Meskipun kontraktor mengatakan telah menggunakan teknologi tercanggih, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan alam. 

KEMBALI PADA TUHAN

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Tuhan yang telah menganugerahkan kekayaan alam kepada masyarakat Indonesia, maka kepadaNya pula kita harus mengembalikan dan menysukurinya.  Tuhan bersabda “ Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu.”(bdk Kej 1:28). Tuhan memerintahkan kita untuk menguasai bumi dan isinya, bukan untuk mengeksploitasi. Bila bumi ini tidak lagi kaya, lantas apakah yang akan kita kuasai?

Ardas KAS 2011 menegaskan umat Allah Keuskupan Agung Semarang untuk  berupaya melestarikan keutuhan ciptaan. Marilah kita kembalikan sifat alam yang bersahabat kepada manusia. Buatlah pilihan-pilihan hidup yang berorientasi option for the nature. Mulailah dengan hal yang sederhana : ucapkan syukur pada Tuhan bahwa kita masih boleh hidup di Nusantara ini, dan tanamkan kesadaran bahwa alam adalah sahabat kita, bukan budak kita.

A.M.D.G.
(Sahabat Rosul)

Selasa, 15 Maret 2011

Kisah Seorang Aktivis

Tersebutlah dua anak SD yang saling bersahabat : Albert dan Priska. Keduanya tinggal bertetangga dan satu sekolah, satu kelas. Hampir setiap sore mereka berdua bermain bersama dengan teman-teman satu kompleks. Suatu hari, Albert berkata : ‘Pris, yuk ikut jadi misdinar di gereja !”.
“Kapan, Bert…..?”.
“ biasanya ngumpul Kamis sore, Pris. Ikut, yuk ! Di gereja banyak temen-temen kita juga kok. ”
“ ah ndak deh, aku kalo Kamis sore ada les matematika, e...... ”
“oo…ya sudah lah.”

Senin, 14 Maret 2011

MEREKA BILANG ALLAH KITA TIGA?

Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa) menyelamatkan manusia dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Berbicara mengenai Allah Tritunggal, yaitu berbicara mengenai misteri Allah yang memberikan diri kepada manusia.
Mari kita mulai pengajaran dasar mengenai Allah Tritunggal (dimana kita bicara fakta sejarah keselamatan.

"Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam Kristus" (2Kor 5:19)
"Kasih Allah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita" (Rm 5:5).
Mari kita perhatikan baik-baik dua ayat diatas, dimana Allah bertindak, dalam Kristus, dan oleh Roh Kudus. Jadi karya Kristus dan karya Roh Kudus, merupakan karya Allah. Gereja perdana yakin bahwa dalam diri Kristus, dan dalam karya Roh Kudus, karya keselamatan Allah terlaksana.

Gereja Katolik Itu Gak Kuno

I. Gereja Katolik kurang melakukan evangelisasi?
Kardinal Avery Dulles, SJ pernah mengatakan, “Tanyakan kepada umat Kristen apakah mereka mempunyai prioritas yang tinggi dalam menyebarkan iman mereka: 75% dari umat Protestan konservatif mengatakan ya, dan 57% dari konggregasi Amerika keturunan Afrika mengatakan ya, sedangkan yang mengatakan ya pada paroki- paroki Gereja Katolik hanya 6%. Tanyakan jika mereka mensponsori aktivitas evangelisasi setempat: 39% dari jemaat Protestan konservatif mengatakan ya, 16% jemaat Amerika keturunan Afrika mengatakan ya, dan hanya 3% dari paroki-paroki Katolik mendukungnya.” Mother Angelica, pendiri EWTN (Eternal Word Television Network) – stasiun televisi Katolik terbesar di dunia pernah mengatakan “Berikan kepada saya 10 orang Katolik yang mempunyai semangat yang sama seperti umat saksi-saksi Yehuwa, maka saya akan dapat merubah dunia“.

CATATAN TENTANG ARAH DASAR KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus, dalam bimbingan Roh Kudus, berupaya menghadirkan Kerajaan Allah sehingga semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat.

Alinea 1
menyatakan visi eklesiologi trinitaris yang selama ini dikembangkan dan akan terus dikembangkan 10-15 tahun mendatang.

Menegaskan kembali jati diri Gereja sbg “persekutuan paguyuban murid Yesus”; dan perutusan Gereja “menghadirkan Kerajaan Allah”.

Visi eklesiologi trinitaris ini berujung pada daya “signifikansi dan relevansi” Gereja dalam diri warganya sendiri maupun masyarakat. Menjadi Gereja yang semakin bernilai dan bermakna dalam kancah kehidupan umat beriman dan masyarakat inilah gambaran kenyataan yang akan diwujudkan, sehingga Gereja KAS bisa mengejawantahkan perutusannya – menghadirkan Kerajaan Allah secara nyata.