Rabu, 16 Maret 2011

FUKUSHIMA : Sebuah refleksi bagi bangsa Indonesia.



Indonesia adalah negeri ciptaan Tuhan yang amat istimewa. Mungkin saja Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan nusantara. Secara istimewa, Tuhan menghadiahkan alam kepada nusantara, lengkap dengan segala kekayaannya dan bahayanya. Alam menjadi unsur utama dalam kehidupan bangsa ini. Oleh karena itu semestinya masyarakat Indonesia akrab dengan alam : tahu bagaimana memanfaatkan kekayaan alam dan tahu bagaimana harus menangani bencana alam.  
Sayangnya, bangsa Indonesia telah dijajah secara mental oleh bangsa lain. Tradisi masyarakat yang memuliakan alam, diganti dengan tradisi mengeruk kekayaan alam secara berlebihan. Tradisi melestarikan keseimbangan alam, diganti dengan tradisi investasi eksploitasi alam. Masyarakat yang tadinya melihat alam sebagai sahabat yang suka memberi, kini berganti paradigma. Masyarakat lebih melihat alam sebagai obyek eksploitasi untuk menumpuk kekayaan yang bisa diperas sewaktu-waktu tanpa harus diberi terima kasih.
Orang lupa bahwa Tuhan juga hadir melalui kekayaan alam yang melimpah. Orang lupa bahwa mengeksploitasi alam secara berlebihan berarti memaksa Tuhan untuk menuruti kepuasan manusia. Teknologi dan Investasi menjadi senjata utama alibi manusia untuk berdialektika dengan Tuhan. Alam dipermainkan sedemikian rupa dengan dua hal itu, sehingga alam dipaksa memberikan kekayaannya kepada manusia. Terlebih lagi, manusia salah mengartikan kalimat yang menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Apakah karena kita paling sempurna lantas kita berhak menyiksa ciptaan Tuhan yang lain? Justru karena kita telah menyiksa ciptaan lain itulah maka kita kehilangan kesempurnaan itu !
Tanpa bermaksud menyakiti hati bangsa Jepang yang sedang berduka, mari kita berkaca dari saudara tua bangsa kita. Teknologi yang selama puluhan tahun ini diagung-agungkan sebagai satu hal yang utama, ternyata dengan mudah dikalahkan oleh alam. Reaktor Nuklir untuk sumber energi yang katanya murah, dengan teknologi tercanggih yang dibangun dengan jutaan dolar dan sekian tahun, bisa dihancurkan oleh alam hanya dalam waktu tak lebih dari 5 menit. Radioaktif nuklir telah mengancam jutaan manusia di berbagai tempat di sekitar Jepang. Bukannya tidak mungkin,  Indonesia pun menjadi tempat singgah bagi radioaktif dari Fukushima
Peristiwa ini pun rupanya belum cukup untuk menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa alam jauh lebih kuat daripada teknologi apapun juga. Lihatlah pembangunan jalan tol Semarang Solo yang belum sempat diresmikan, namun sudah retak karena kontur tanah yang labil. Meskipun kontraktor mengatakan telah menggunakan teknologi tercanggih, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan alam. 

KEMBALI PADA TUHAN

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Tuhan yang telah menganugerahkan kekayaan alam kepada masyarakat Indonesia, maka kepadaNya pula kita harus mengembalikan dan menysukurinya.  Tuhan bersabda “ Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu.”(bdk Kej 1:28). Tuhan memerintahkan kita untuk menguasai bumi dan isinya, bukan untuk mengeksploitasi. Bila bumi ini tidak lagi kaya, lantas apakah yang akan kita kuasai?

Ardas KAS 2011 menegaskan umat Allah Keuskupan Agung Semarang untuk  berupaya melestarikan keutuhan ciptaan. Marilah kita kembalikan sifat alam yang bersahabat kepada manusia. Buatlah pilihan-pilihan hidup yang berorientasi option for the nature. Mulailah dengan hal yang sederhana : ucapkan syukur pada Tuhan bahwa kita masih boleh hidup di Nusantara ini, dan tanamkan kesadaran bahwa alam adalah sahabat kita, bukan budak kita.

A.M.D.G.
(Sahabat Rosul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar