Minggu, 21 Agustus 2011

Sekolah Gratis di LN dengan Beasiswa

PERNAH kebayang, kuliah di luar negeri tanpa perlu mengeluarkan sepeser rupiah pun dari kantong sendiri? Tentu enak dan menarik untuk ditindaklanjuti.  Apalagi bisa berkesempatan menempuh pendidikan di perguruan tinggi terkemuka yang termasuk  “the best” dalam ranking 100 universitas terbaik di dunia. Dan itu gratis! 

Terhitung, dibiayai kebutuhan hidup sehari-hari, bisa  jalan-jalan  kemana suka, dan tentu saja mendapat pengalaman istimewa bisa belajar dan berbaur dalam pergaulan skala internasional di luar negeri.
Tentu, impian di atas bukan mimpi di siang bolong. Angan-angan luhur itu bisa terwujud, kalau saja kita mau sedikit berusaha melakukan ‘perburuan’ beasiswa.
Berikut beberapa tips yang semoga berguna bagi pembaca.
Sumber informasi
Informasi mengenai serba-serbi beasiswa: jenis, waktu, persyaratan bisa didapat dari berbagai sumber seperti dari tempat sekolah/kampus/kerja, pengumuman di mass media, kedutaan, dan internet.
Lembaga-lembaga pemberi beasiswa umumnya rajin  mengirim informasi ke instansi-instansi terkait, misalnya kantor pemerintah, sekolah. Ini  dengan tujuan menjaring sebanyak mungkin peminat agar bisa didapatkan pelamar-pelamar yang berkualitas sesuai yang diinginkan.
Nah, kita  sebaiknya mulai rajin meneliti iklan di surat kabar, lantaran di situ tersaji gamblang aneka lowongan beasiswa. Melalui internet, juga tak mengapa. Di jagad maya ini,  kita bisa bergabung dalam milis yang menyediakan informasi beasiswa secara gratis. 
Salah satunya adalah  milis beasiswa: www.yahoogroups.com/group/beasiswa yang dibentuk tahun 2001. Moderatornya adalah para alumni penerima beasiswa. Mereka punya niat mulia ingin membantu kita  yang bermimpi bisa  mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Mereka menyediakan informasi lengkap, mulai dari kapan ada program beasiswa, persyaratan, sampai tips menghadapi wawancara. Semuanya tersaji terbuka di forum ini.  Selain itu, kita bisa melakukan tanya jawab dengan teman-teman yang telah berpengalaman mendapatkan beasiswa, bagaimana pendidikan di luar negeri dan tips survival lainnya. 
 
BEASISWA ke luar negeri secara umum terbagi dalam beasiswa parsial dan beasiswa penuh. Beasiswa penuh tentu lebih menarik karena tidak saja  pihak donor akan menanggung biaya pendidikan, tetapi juga biaya hidup termasuk juga biaya transportasi pada awal dan akhir kuliah. 
Asyik kan, bahkan ssst.. ada lho penerima beasiswa yang bisa membawa tabungan pulang. Tentu saja, kalau mahasiswa ini mampu hidup sederhana di sana  atau lantaran menyediakan waktu untuk bekerja sebagai tenaga paruh waktu. Kerja sambilan waktu libur kuliah atau kerja sambilan beberapa jam seminggu, ini juga pengalaman mengasyikkan..
Beasiswa penuh luar negeri biasanya hanya untuk jenjang pendidikan pascasarjana (S2/Master  dan S3/PhD).
Berikut beberapa beasiswa yang termasuk jenis beasiswa penuh:
-         AusAID: ADS (Australian Development Scholarship) untuk jenjang S2 dan S3. Setiap tahun disediakan 300 beasiswa dengan perbandingan 75% untuk PNS dan 25% untuk kelompok privat (kerja di swasta dan juga yang belum kerja termasuk juga yang baru lulus kuliah). Tujuan: Australia. Website: australiaawardsindo.or.id, dibuka sekitar bulan Juni sampai bulan Agustus. Usia maksimal 42 tahun.
-         Stuned: beasiswa kuliah di Belanda. Setiap tahun ditawarkan sekitar 150-200 beasiswa untuk masyarakat Indonesia. Pendidikan yang boleh ditempuh meliputi kursus singkat, pelatihan dan jenjang S2. Website: www.nesoindonesia.or.id.
-         USAid: Fullbright untuk jenjang S2 dan S3. Tujuan: Amerika Serikat. Website: www.aminef.or.id. Tidak ada batas usia.

Persyaratan beasiswa
Secara umum persyaratan beasiswa meliputi kemampuan bahasa asing, umumnya Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan hasil tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System), kemampuan akademik (umumnya IPK minimal 2.9), batasan umur umumnya di bawah 45 tahun, serta yang tak kalah pentingnya adalah perkiraan tingkat keberhasilan calon di luar negeri (seperti kemampuan adaptasi, cara pandang yang luas, penghargaan terhadap budaya asing) dan manfaat yang didapat oleh bangsa dan negara Indonesia, karena tujuan akhirnya adalah memajukan negara Indonesia agar sejajar dengan negara maju.


Persiapan
Belajar bahasa Inggris, tidak bisa disulap dalam waktu singkat, bukan SKS (sistem kebut semalam), jadi jika kita berniat mendapatkan beasiswa kuliah dengan bahasa pengantar bahasa Inggris tentu harus sudah mempersiapkan diri dari sekarang.
Pada awalnya boleh saja kita mengikuti tes kemampuan berbahasa Inggris, yah tidak perlu yang harganya sejuta lebih seperti TOEFL internasional dan IELTS, tapi mulai dengan tes seperti TOEFL institusional yang biayanya sekitar seratus ribu di pusat-pusat bahasa di kampus-kampus, misalnya.
Selain itu ada juga tes online gratis di internet, contohnya http://pli.intuto.com/PlacementTest/Start.aspx. Hasil tes ini berguna untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita dengan persyaratan minimal beasiswa tersebut. Umumnya lembaga pemberi beasiswa mensyaratkan hasil tes yang tinggi setara dengan persyaratan masuk perguruan tinggi di negara tersebut, tetapi ada juga yang memberikan beasiswa tambahan bagi calon yang berhasil untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya sebelum berangkat.
Misalnya ADS hanya mensyaratkan hasil tes TOEFL minimal 500 atau IELTS minimal 5 rata-rata keseluruhan karena ADS juga menanggung biaya peningkatan kemampuan berbahasa Inggris sebelum diberangkatkan ke Australia. Kalau hasil kita sudah melewati batas tersebut, tinggal kita kembangkan; sebaliknya kalau belum, kita bisa upayakan untuk meningkatkannya dengan seefektif mungkin.

Mencari info
Mencari informasi sebanyak mungkin mengenai lembaga donor, jenis beasiswa, kriteria, persyaratan administrasi seperti dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan agar kita bisa mengusahakannya secepatnya. Misalnya pembuatan paspor itu perlu waktu kadang lumayan lama.
Mencari informasi mengenai sekolah yang ingin dituju juga bisa membantu dalam keberhasilan wawancara yang umumnya sangat berperan dalam menentukan keberhasilan kita meraih beasiswa. Karena semua calon yang masuk ke tahap diwawancara sudah memenuhi tahap pertama kelengkapan persyaratan administrasi maka tahapan ini yang menentukan siapa yang terpilih dari sekian pelamar yang terpilih.
Setelah kita mendapatkan formulir beasiswa –sekarang ini form bisa diperoleh dengan cara download dari internet– kita masuk ke tahap pengisian. Nah, di sini ketelitian dan ketepatan dalam menjawab kita diuji.
Biasanya ada bagian yang menanyakan mengapa kita merupakan orang yang tepat untuk diberi beasiswa tersebut dan apa kontribusi kita selanjutnya bagi Indonesia setelah kita menyelesaikan studi. Kalau misalnya kita mengisi bahwa tujuan kita mendapatkan beasiswa adalah untuk jalan-jalan gratis, wah bisa dipastikan nama kita langsung disisihkan.
Nah, mudah-mudahan tips-tips simpel di atas bisa berguna bagi teman-teman. Selamat berburu program beasiswa dan semoga sukses. 

courtesy : sesawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar