Jumat, 01 April 2011

Pacaran Beda Agama : Boleh nggak, sih??

Kalau anda punya pengalaman pacaran beda agama, atau mungkin saat ini sedang punya pacar yang bukan katolik, tentunya dalam hati kecil anda akan timbul pertanyaan : sebenarnya boleh nggak sih pacaran beda agama?



Teman-teman,jawaban masalah pacaran beda agama tidak akan ditemukan dalam kitab suci maupun ajaran gereja. Ini sepenuhnya adalah persoalan moralitas, tanggung jawab, dan kedewasaan iman; tergantung seberapa tangguh iman teman-teman.

Gereja tidak melarang umat untuk pacaran beda agama, tetapi yang dilarang adalah pernikahan beda gereja, dan yang jelas-jelas dihalangi adalah pernikahan beda agama. Untuk hal ini, akan teman-teman temukan ketika dalam Kursus Persiapan Perkawinan, kaitannya dengan Kitab Hukum Kanonik.

untuk kita-kita kaum muda, masalah pernikahan belum menjadi urusan kita, Tetapi persoalan moralitas itulah yang menjadi beban kita. Mungkin saja kita belum punya pikiran sama sekali untuk soal pernikahan. Namun demikian, siapakah yang bisa menjamin bahwa hubungan pacaran saat ini tidak akan berlanjut hingga pernikahan? Siapakah yang berani menjamin bahwa pacaran beda agama yang saat ini dijalani hanyalah sarana mencari pengalaman atau main-main belaka? Apabila memang berlanjut hingga jenjang pernikahan, siapakah yang berani menjamin bahwa anak-anak kita kelak akan tetap dibaptis dan dibina secara iman katolik? (Ini adalah amanat janji Sakramen Pernikahan)


Orang bilang, cinta itu buta, cinta itu memabukkan. Kalau sudah cinta, segalanya lupa. (Bahkan mungkin Tuhan dilupakan). Nah sialnya, kemudian pepatah ini dikait-kaitkan dengan persoalan iman : Orang begitu tenggelam dalam indahnya cinta, kemudian meninggalkan iman demi cinta kepada satu orang. Kasarnya, orang menjual Yesus demi keinginan manusiawi. Ini tidaklah berbeda dengan Yudas Iskariot. 

Nah, Ini semua kembali pada moralitas pribadi kita masing-masing : tega kah kita hanya karena cinta satu orang yang belum lama dikenal, kemudian kita memilih untuk meninggalkan Yesus yang telah mencintai kita mulai dari kandungan ibu hingga detik ini,? 

Ataukah kita memilih untuk menjadi Yudas Iskariot, yang tega mengkhianati Yesus, dan kemudian merasa sangat menyesal hingga bunuh diri? Apakah kita harus merasakan penyesalan yang mendalam karena meninggalkan Yesus? 

Pertanyaan terdalam : Apakah resiko yang akan kita hadapi setelah meninggalkan Yesus sebanding dengan cinta yang kita terima dari kekasih kita? Begitu banyak orang meninggalkan imannya untuk memenuhi permintaan sang kekasih, dengan harapan bahwa kekasihnya akan semakin mencintainya, tetapi kenyataannya justru mendapatkan perlakuan buruk dari kekasihnya.

Jadi, pacaran beda agama itu boleh nggak sih?
Temukan jawabannya dalam hati kecilmu yang terdalam.

1 komentar:

  1. aku lagi di posisi tu..
    dan kami udah lama menjalin hubungan.
    aku agma islam dan kekasih aku itu katolik.
    ortu kami blm juga ngrestui hubungan kami.
    jadi smpai skrg kami mnjlni hubungan tu dgn sembunyi".
    sedihhh klo d rasakan...

    BalasHapus